Bagaimana HIV dapat Menular menyebar ke Orang lain?
Human Immunodeficiency Virus (HIV) tidak dapat menyebar dengan mudah. Anda hanya dapat tertular HIV jika mendapatkan darah atau cairan seksual yang telah terinfeksi masuk ke tubuh Anda. Sehingga Anda tidak mendapatkannya dari gigitan nyamuk, batuk atau bersin, berbagi peralatan rumah bersama, atau berenang di kolam renang bersama seseorang yang telah terinfeksi HIV.
Banyak yang mengatakan bahwa berbagi cairan tubuh adalah risiko untuk tertular HIV, namun tidak ada kasus penelitian dari HIV yang mengemukakan tertular dari keringat, air ludah atau air mata. Namun, meskipun dalam jumlah yang sangat sedikit, darah yang terinfeksi oleh HIV dapat menularkan HIV selama ciuman atau seks secara oral. Darah dapat timbul dari pendarahan di gigi, atau dari luka terbuka yang disebabkan oleh penyakit gusi, atau dengan mengkonsumsi makanan yang sangat panas atau pedas.
Untuk menginfeksi seseorang, virus harus melawan pertahanan tubuh. Ini termasuk kulit dan air ludah.Jika kulit tidak ada yang rusak/terluka maka kulit akan melindungi dari darah atau cairan seksual yang telah terinfeksi HIV.
Jika darah atau cairan seksual yang telah terinfeksi HIV masuk ke tubuh, maka Anda dapat terinfeksi. Ini dapat saja melalui luka terbuka, luka tidak disengaja, selama terjadinya aktivitas seksual, atau jika saling berbagi perlengkapan suntikan.
HIV dapat juga menyebar dari seorang ibu ke anaknya selama kehamilah atau proses persalinan. Ini disebut ‘transmisi vertikal’. Bayinya dapat juga terinfeksi jika meminum ASI dari seorang wanita yang telah terinfeksi HIV.
Bagaimana Cara Melindungi Diri Sendiri dan Orang Lain?
Meskipun Anda yakin 100% bahwa Anda dan orang sekitar Anda tidak memiliki infeksi HIV, Anda seharusnya tetap memperhatikan langkah-langkah untuk melindungi untuk terkena infeksi HIV. Seseorang yang telah terinfeksi HIV (lebih dari 2 atau 3 bulan) memiliki peluang untuk menularkan HIV ke orang lain lagi. Ini adalah pada saat ‘viral load’ mereka dalam posisi tertinggi. Secara umum, risiko untuk menularkan adalah semakin tinggi jika ‘viral load’-nya juga semakin tinggi.
Aktivitas seksual
Anda dapat menghindari dari risiko HIV jika Anda tidak melakukan seksual. Anda juga tidak terinfeksi jika penis Anda, mulut, vagina atau dubur tidak menyentuh ke penis, mulut, vagina atau dubur orang lain. Aktivitas yang aman termasuk ciuman, pijat erotis, masturbasi atau kegiatan seksual yang melibatkan tangan (masturbasi sendiri).
Melakukan kegiatan seksual dengan monogami (dengan pasangan yang terpercaya)/pasangan resmi adalah aman jika :
1. Anda dan pasangan Anda tidak terinfeksi (HIV negatif)
2. Masing-masing pasangan hanya melakukan aktivitas seks dengan masing-masing pasangan.
3. Tidak satupun dari pasangan terpapar HIV melalui pengunaan obat-obatan atau aktivitas lainnya non aktivitas seksual.
Seks secara oral memiliki risiko lebih rendah dibanding infeksi yang berasal dari hubungan seksual melalui anal atau vagina, terutama jika tidak ada luka terbuka atau darah di dalam mulut.
Anda dapat mengurangi risiko terinfeksi HIV dan penularan penyakit seksual melalui pelindung seperti kondom. Kondom biasanya digunakan pada penis laki-laki, dan tipe terbaru dari kondom adalah dapat digunakan pada vagina atau di dubur.
Beberapa zat kimia seperti spermicides dapat melindungi dari kehamilan namun tidak dapat melindungi dari HIV. Justru meningkatkan risiko untuk terinfeksi jika menyebabkan iritasi.
Penggunaan Obat-Obatan (Narkoba)
Jika Anda menggunakan obat-obatan, ini dapat mengakibatkan lupa untuk menggunakan pelindung selama melakukan hubungan seksual. Jika menggunakan peralatan orang lain (jarum, alat suntik maupun peralatan lain yang digunakan untuk memasukkan cairan ke dalam tubuh) dapat menyebabkan terinfeksi walaupun hanya melalui sedikit saja darah yang telah terinfeksi. Cara terbaik untuk menghindari terinfeksi adalah tidak mengkonsumsi obat-obatan (narkoba)
Transmisi Vertikal
Tanpa adanya perawatan, sekitar 25% dari bayi yang tertular dari wanita terinfeksi HIV akan dilahirkan dengan telah terinfeksi HIV. Risiko turun sekitar 4% jika wanita tersebut mengkonsumsi AZT (zidovudin/azidotimidin), yaitu sejenis anti retroviral, selama kehamilan dan ketika persalinan diberikan AZT. Risiko sekita 2% atau kurang jika wanita tersebut mengkonsumsi kombinasi dari terapi antiviral. Proses bersalin secara Caesar kemungkinan tidak mengurangi risiko menularkan HIV jika ‘viral load’ si ibu dibawah 1000.
Bayi dapat terinfeksi jika mereka minum ASI dari wanita yang telah terinfeksi HIV. Wanita dengan HIV sebaiknya memberikan susu formula atau ASI perasan dari wanita yang tidak terinfeksi HIV.
Kontak dengan darah
HIV adalah salah satu penyakit yang dapat ditularkan melalui darah. Hati-hati jika membantu seseorang yang berdarah. Jika pekerjaan Anda membuat Anda terpapar dengan darah, yakinkan untuk melindungi dari luka terbuka di kulit, begitu juga pada mata dan mulut. Pegawai seharusnya mengenakan kacamata, masker wajah dan perlengkapan perlindungan lainnya, juga pelatihan mengenai menghindari diri dari tertular melalui darah.
Bagaimana jika Saya Terpapar?
Jika menurut Anda, diri Anda terpapar HIV, bicarakan ke instansi kesehatan atau rumah sakit, dan jalani proses tes.
Jika Anda yakin telah terpapar, telepon dokter segera untuk mendiskusikan apakah Anda harus segera mengkonsumsi obat-obatan anti-HIV. Ini disebut sebagai ‘post exposure prophylaxis” atau PEP. Anda sebaiknya mengkonsumsi 2 atau 3 obat-obatan untuk setiap minggu. Obat-obatan tersebut dapat mengurangi risiko infeksi tapi tetap saja ada efek samping yang serius.
Intisari
HIV tidak menyebar dengan mudah dari satu orang ke orang lainnya. Untuk dapat terinfeksi HIV harus ada perantara darah, cairan seksual, maupun ASI (Air Susu Ibu) yang telah terinfeksi masuk ke tubuh. Wanita hamil yang terinfeksi HIV juga dapat menularkan kepada bayi mereka.
Untuk mengurangi penyebaran HIV:
1. Gunakan kondom selama aktivitas seksual
2. Jangan gunakan bersama-sama alat suntikan
3. Jika Anda terinfeksi HIV dan hamil, bicarakan ke dokter untuk mengkonsumsi obat-obatan anti – HIV.
4. Jika Anda wanita yang terinfeksi HIV, jangan berikan ASI (Air Susu Ibu) ke bayi manapun.
5. Lindungi luka terpotong, luka terbuka, mata dan mulut dari kontak dengan darah orang yang terinfeksi HIV.
Jika menurut Anda, telah terpapar HIV, jalani tes dan bicarakan ke dokter untuk mengkonsumsi obat-obatan anti-HIV.
Sumber : http://www.aidsinfonet.org/
0 comments:
Post a Comment